Selasa, 14 November 2017

Difficulty

Dalam hidupku kesulitan itu sebuah pembelajaran dimana saya harus memikirkan sesuatu memikirkan  bagaimana caranya saya bisa lepas dari kesulitan ... DAN SUATU SAAT JIKA SAYA SUDAH BERADA DI ATAS DAN JATUH KEMBALI MENGALAMI KESULITAN .. SAYA SUDAH TERBIASA DENGAN KESULITAN DAN DAPAT MELAKUKAN APA YG HARUS DILAKUKAN

Karena hidup pasti mengalami kesulitan

Dalam agama pun sdh tertulis bahwa kesulitan obatnya sabar dan berusaha

Sdh tertulis pula yg miskin yg kaya sama saja sulitnya

Senin, 13 November 2017

Dear Nathan....

Dear Nathan
Ada kisah yang ingin kusampaikan padamuTentang sebuah perasaan kaku
Yang bermetamorfosa sebagai kupu-kupu
Dia sering bungkam bila ditanya cinta
Sering malu bila ditanya rindu
Karena dunianya hanya nengenalHitam putih dan abu-abu
Sampai warna warni itu datang dengan liar
Hidupnya yang sunyi tersentuh getar
Namun ia masih tetap kaku
Bibirnya masih biru
Dia masih tak mengerti apa yang terjadi
Dia terlalu hijau untuk memahami
Pastinya semua berubah
Tapi dia terlalu percaya pada resah
Dan dihari ketika pelangi terindahnya pergi
Dia rayakan pedih dalam tangis sesak abadi
Dear Nathan
Atas nama rindu kutulis sebuah pengakuan
Mewakili suara yang tak mampu ku ucapkanAku mencintaimu..-Salma Alvira-

Butterfly

Kalau ingin memelihara kupu-kupu,
Jangan tangkap kupu-kupunya, pasti ia akan terbang.

​Tetapi tanamlah bunga​

🌺🌷🌺🌷

Maka kupu-kupu

🦋🦋🦋

akan datang sendiri

dan membentangkan sayap-sayapnya,

yang indah,
bahkan bukan hanya kupu-kupu yang datang,

tetapi kawanan yang lain juga datang,

lebah,.....
capung....
dan lainnya,
juga akan datang

​menambah warna warni dari keindahan​

Sama halnya dalam kehidupan di dunia ini...

​Ketika kita ingin​

​kebahagiaan​
​dan keberuntungan​

Tanam saja

kebaikan demi kebaikan,  kebajikan demi kebajikan,

Maka kebahagiaan dan keberuntungan akan datang berlimpah

​bukan hanya satu, tetapi seribu​

​Oleh karena itu, selagi kita masih diberi hidup,​

​mari kita membangun taman-taman bunga kita,  bunga kebaikan dan kebajikan​

​Selamat pagi
Selamat beraktifitas
Semoga semua Makhluk berbahagia
Smile
😀😀😁😁😁

*"ORANG TUA SEKARANG MEMBUNUH ANAKNYA SECARA HALUS"*

Ada seorang operations manager dari client kantor saya – yang cool banget. Kita undang dia makan siang dan nasinya keras. Kita sebagai vendor yang baik, meminta maaf. Dia bilang,
“Gak papa. Justru saya suka nasi keras. Gak suka tuh saya, beras sushi.”
“Kok sukanya nasi yang keras Pak?” I cannot help but to ask.
“Iya, orang tua saya ngajarin jangan pernah buang makanan. Nasi kemarin juga kita makan.”

This may be simple. But this, blew my mind.

Dan setelah saya menjadi orang tua, di sini lah saya lihat banyak orang tua mulai mengambil langkah yang tidak disadari, berdampak.

“Saya waktu kecil, miskin. Saya pastikan anak-anak saya mendapatkan yang terbaik, termahal.”

“Waktu kecil, saya makan aja susah. Saya pastikan mereka itu sekarang makan enak.”

“Waktu kecil, saya belajar ditemani lilin dan 2 buku. Sekarang anak saya, saya sekolahkan ke Inggris.”

We experienced the worst and therefore we tend to give the best.

The question is, is the best…is what our children need? Really?

Orang sukses itu menjadi sukses karena :
(1) dididik dengan benar, terlepas dari dari apakah dia kaya atau miskin
(2) dididik oleh kesulitan yang dia hadapi.

Kita akui ada anak orang kaya yang tetap jempolan attitudenya dan perjuangannya. Tapi kita lihat kebanyakan orang sukses juga dulunya sulit. Kesulitan (dalam beberapa kasus, kemiskinan) itu yang menjadi drive orang-orang untuk menjadi sukses. Ini adalah resep yang nyata. Kesulitan yang orang-orang sukses ini hadapi adalah ladang ujian di mana mereka menempa diri mereka menjadi orang sukses.

Pertanyaannya, jika kita ingin mencetak anak-anak yang bermental baja, kenapa kita justru memberikan semua kemudahan? Kenapa justru kita hilangkan semua kesulitan itu?

Karena dengan menghilangkan kesulitan-kesulitan itu, justru kita menciptakan generasi yang syarat hidupnya banyak.

*Generasi Berikutnya*

*_Apa yang terjadi dengan dari hasil thinking frame ‘dulu saya susah, saya tidak ingin anak saya susah’? Ini yang terjadi:_*

Anak dari teman ibu saya terbiasa makan beras impor thailand. Di 98, kita terkena krisis dan orang tuanya tdiak lagi mampu beli beras impor. Yang terjadi adalah, anaknya gak bisa makan.

Ada anak dari teman yang terbiasa makan es krim haagen dasz, ketika pertama kali makan es krim lokal, dia muntah.

Ada cucu yang ngamuk di rumah neneknya karena di rumah nenek, gak ada air panas.

Saya tidak mencibir mereka. Apa adanya seorang manusia itu terjadi dari nature dan nurture. Semua ini, adalah nurture.

Bahkan di kantor pun sama. Di kantor kebetulan saya jadi mentor seseorang (saat ini). Dalam sebuah kesempatan, dia pernah berkata “Duh, gak nyaman di posisi ini.”

Di lain kesempatan, “Sayang ya, si X resign, padahal dia membuat saya nyaman di kantor sini.”

Pada kali kedua saya mendengar mentee saya ngomong ini, saya mulai masuk “Kamu sadar gak, kamu udah 2 kali menggarisbawahi bahwa kenyamanan dalam kerja itu, penting bagi kamu.”

“…”

“Emang sih idealnya nyaman. Tapi sayangnya, this is life. We don’t get to pick ideal situations. Sometimes we need to settle with what we have and deal with it.

*_"Tentang kenyamanan, coba jadikan itu sebagai sesuatu yang ‘nice to have’ dan bukan ‘must have’_"*

*What to Do?*

Saya menyukai cara Sultan Jogja mendidik anak-anaknya. Saya pernah dengar bahwa di saat balita, anak sultan dikirim untuk hiidup di desa. Makan susah, main tanah, mandi di sumur. Intinya, meski dia anak sultan, dia tidak tahu bahwa dia anak sultan dan dia merasakan standar hidup yang rendah – dan merasa cukup dengan itu. Setelah agak besar, dia kembali ke istana. Dampaknya, semua Sultan, bersikap merakyat. Dia makan steak, tapi dia tahu bahwa steak yang dia makan adalah sebuah kemewahan. Bukan sebuah syarat hidup minimum.

Saya pun memiliki syarat-syarat hidup. Semenjak menjadi seorang bapak, saya berubah total dan saya kikis hilang itu semua. Karena saya tidak ingin anak-anak saya memiliki syarat hidup yang banyak. Dan satu-satunya cara memastikan itu terjadi adalah bahwa sayapun tidak boleh memiliki syarat hidup banyak.

Saya mengajak mereka naikkopaja atau transjakarta setiap hari ke sekolah, sebelum mereka merasakan bahwa naik angkutan umum itu, rendah.

Saya membiarkan mereka tidur di lantai. Siapa tahu suatu saat nanti mereka harus terus-terusan.

Saya mematikan AC saat mereka tidur – siapa tahu mereka suatu saat cannot afford air conditioning.

Saya tidak menginstall air panas karena saya ingin anak-anak saya baik-baik saja jika suatu saat nanti mereka tiap hari harus mandi air dingin.

Saya melarang mereka main tablet karena saya ingin mereka tidak tergantung dengan kemewahan itu.

Saya melarang mereka menilai teman dari merk mobil mereka karena merk mobil itu gak pernah penting, dan gak akan penting.

Kita pergi ke mall memakai kopaja. And we have fun ketawa-ketawa, seperti jutaan orang lain.

Saya tidak membuang nasi kemarin yang memang masih bagus. Instead saya makan sama anak-anak saya. Siapa tahu suatu saat, that is all they can afford. Agak keras. And we like it.

We teach them to pursue happiness so that they learn the value and purposes of things. Not the price of things.

Nasi kemarin yang masih perfectly safe to eat, masih punya value. Kopaja dan mercy memiliki purpose yang sama, yaitu mengantar kita ke sebuah tempat.

AC atau gak AC memberikan value yang sama. A good night sleep.

Kenapa semua ini penting? Kita harus ingat bahwa generasi bapak kita adalah generasi yang bersaing dengan 3 milyar orang. Mereka bisa mengumpulkan kekayaan dan membeli kemudahan untuk generasi kita. Kita harus bersaing dengan 7 milyar orang. Anak kita nanti mungkin harus bersaing dengan 12 milyar orang di generasi mereka.

One needs to be a tough person to be able to compete with 12 billion people. Dan percaya lah, memiliki syarat hidup yang banyak, tidak akan membantu anak-anak kita bersaing dengan 12 milyar orang itu.

(Anonim)

What is Looking For in This Our Life?

"APA YANG KITA CARI DALAM HIDUP INI ?"

Kita hidup di gunung merindukan pantai…
Kita hidup di pantai merindukan gunung…

Kalau kemarau kita tanya kapan hujan?
Di musim hujan kita tanya kapan kemarau?

Diam di rumah pengennya pergi…
Setelah pergi pengennya pulang ke rumah…

Waktu tenang cari keramaian…
Waktu ramai cari ketenangan…

Ketika masih bujang mengeluh kepengen nikah, Sudah berkeluarga, mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh biaya hidup dan pendidikan…

Ternyata SESUATUMU tampak indah karena belum kita miliki…

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki…

Jadilah pribadi yang SELALU BERSYUKUR…
dengan rahmat yang sudah kita miliki…

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini??
Menutupi telapak tangan saja sulit…

Tapi kalo daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI” dengan Daun,

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana
Bumi inipun akan tampak buruk…

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil…

Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku…

SYUKURI apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk meMULIAkanNYA…

Karena hidup adalah :
WAKTU yang dipinjamkan,
dan Harta adalah Amanah yang dipercayakan…
yang semua itu akan di mintai pertanggung jawaban,

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki…
Bersyukurlah atas keluarga yang kita miliki…
Bersyukurlah atas pekerjaan yang kita miliki…
Bersyukur dan selalu bersyukur di dalam segala hal. Bersegeralah berlomba dalam kebaikan di mulai dari sekarang.

Semoga bermanfaat 😊

Selasa, 10 Oktober 2017

NOSTALGIA NGIDOLING

Tiba-tiba jadi kangen sama idolaku dulu. Siapa lagi kalau bukan 48 Family. Idola selama kurang lebih 5 tahun lamanya. Oke deh' langsung aja . Aku bakaln posting foto-foto mereka.





Itu foto member-member AKB 48. Gak tau sih generasi ke berapa. Entah lupa atau bener-bener gak tau 😆😆😆.
Lanjut..⇓⇓









Nah... yang ini Nogizaka46. Itu sebagian ada yang screenshoot dari line. hehehe😀😀😀
Next ya...⇓⇓

















Nah,, Kalo yang di atas itu pasti tau lah.. Sister group Akb48 pertama di luar negerinya. Yap.. JKT48.
Kebanyakan fotonya Melody ya... Iya sih.. Karena oshi aku Melody dulu.. Suka banget apalagi ada yg ngatain kalo senyumku mirip Melody. Wkwkwk.. Pd bgt yah???

Oke. Selesai sudah . Sekarang aku udah lepas dari mereka. Hhhh.. tp aku tetep hargai karya-karya mereka.


Ganbatte!!!

Kamis, 05 Oktober 2017

Believe it or Not : Hiu-Hiu Kecil

persedian ikan yang cukup. Para nelayan Jepang harus mengarungi lautan luas dan menempuh perjalanan yang jauh. Agar ikan tetap segar, para nelayan mendisain kapal dengan ukuran besar. Makin jauh mereka mencari ikan, makin jauh juga jarak yang harus ditempuh ketika pulang.

Dengan kondisi ini, ikan hasil tangkapan sudah tidak segar lagi. Bahkan sebagian aroma ikan itu menurunkan selera makan orang Jepang. Para penggemar ikan tidak menyukai ikan yang tidak segar apalagi dengan aroma yang telah berubah. Harga ikan tangkapan itupun jatuh, nelayan bisa mengalami kerugian.

Untuk menghindari kerugian para nelayan menciptakan cara baru. Kapal mereka dilengkapi dengan lemari pendingin. Dengan lemari itu daya jangkau kapal bisa semakin jauh. Ikan hasil tangkapan dimasukkan ke dalam lemari pendingin itu sehingga menurunkan resiko membusuk.

Namun para penggemar ikan di Jepang mampu membedakan dengan baik ikan yang masih segar dengan ikan beku. Mereka tidak senang dengan ikan yang yang telah dibekukan. Harga jual ikanpun menjadi jatuh. Para nelayan Jepang tidak kehilangan akal. Mereka kemudian menempatkan tangki yang besar di dalam kapal. Ikan hasil tangkapan yang masih hidup dimasukkan ke dalam tangki tersebut. Dengan cara ini, ikan hasil tangkapan yang dimasukkan kedalam tangki itu kesegarannya tetap terjaga.

Namun, ikan yang hidup di dalam tangki itu tidak mampu bergerak lincah sebagaimana ketika ikan-ikan itu hidup di laut bebas. Semakin lama para nelayan di laut, gerakan ikan itu semakin lambat. Ternyata berkurangnya gerakan ini menurunkan kesegaran ikan. Para penggemar ikan di Jepang tidak menyukai ikan yang fisiknya kurang segar.

Nah, untuk menjaga kesegaran ikan, para nelayan memasukkan ikan hiu kecil di dalam tangki itu. Hiu-hiu kecil itu mampu memakan beberapa ikan di dalam tangki. Namun, keberadaan ikan hiu ini menimbulkan kepanikan di dalam tangki air itu. Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan berenang sekuat tenaga untuk menghindari sergapan ikan hiu.

Setibanya di pelabuhan Jepang, ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan Jepang itu masih tetap segar. Mengapa? Karena mereka terus bergerak lincah untuk menghindari sergapan ikan hiu. Walau sudah ditangkap berminggu-minggu, cita rasa ikan itu sama enaknya dengan cita rasa ikan yang baru ditangkap.

Bila hidup Anda ingin terus bergerak lincah, menjadikan hidup anda semakin hidup. Undanglah "hiu-hiu kecil" dalam kehidupan Anda. Memang, sebagian besar kita akan berusaha sekuat tenaga tatkala diberi lingkungan yang menantang.

Cobalah lakukan percobaan sederhana. Orang yang mengatakan saya tidak bisa lari, badan saya gemuk, kaki saya sakit. Sekarang letakkan orang itu di suatu lorong dan di belakang mereka di lepaskan anjing galak. Apakah mereka tetap mengatakan tidak bisa lari? Pasti orang itu akan lari terbirit-birit.

Saya pernah menonton acara believe it or not di salah satu stasiun televisi. Ada seorang pelatih renang yang bingung meningkatkan prestasi anak didiknya. Iming-iming hadiah tidak menyebabkan prestasi para muridnya meningkat. Akhirnya sang pelatih ini punya ide gila. Setiap anak didiknya berenang, 2-3 detik kemudian akan dilepaskan buaya kecil di belakangnya. Sang pelatih mengatakan, buaya ini akan mengejar setiap yang bergerak di air, jadi berenanglah sekuat tenaga agar tidak digigit buaya ini. Hasilnya, semua anak didiknya memecahkan rekor mereka.

Undanglah "hiu-hiu kecil" dalam hidup anda mulai sekarang maka hidup Anda akan menjadi lebih hidup dan penuh gairah. Believe it or not. Buktikanlah.

Difficulty

Dalam hidupku kesulitan itu sebuah pembelajaran dimana saya harus memikirkan sesuatu memikirkan  bagaimana caranya saya bisa lepas dari kesu...